Return to site

That Thing When You Think You're Not Good Enough!

3 Minutes Read.
Bukan. Ini bukan untuk pertama kalinya...
that I'm lying to myself that I can't write. Dari semenjak dulu musimnya Tumblr, rasanya kok susah mau mencurahkan isi hati dan pikiran. Kemudian ada Twitter yang aku kira bakal jadi media alternatif, karena ga usah nulis panjang lebar. Tapi nyatanya, pindah platform nggak bikin aku jadi rajin nulis juga lol.
Akhirnya aku berkesimpulan bahwa, I just made a justification for my laziness :)
Sekitar satu tahun yang lalu, aku bikin akun instagramKali ini, aku janji sama diri sendiri, that I will put more effort to express my thoughts through writing. Menariknya, hingga hari ini ternyata aku udah post 282 foto beserta tulisan yang selalu aku usahakan agar tidak terlalu pendek. Sejujurnya, aku merasa kaget dan bangga sama diriku sendiri, karena 282 post di instagram tadi merupakan bukti bahwa sebenernya aku bisa ko nulis..., kalau mau.
akun instagram @wholistic_balance yang jadi media berbagi info dan pengalaman dari aku dan suamiku, Kimmana.
Hal ini sebenernya jadi refleksi tersendiri buatku. Ga cuma dalam hal menulis, ternyata aku sering bikin pembenaran untuk tidak melakukan sesuatu; I made a justification to not to explore my own potentials and skills.
Sometimes we tell ourselves "No, I can't do this", "No, it's too difficult for me", or "I'm not the right person to do it", etc. Intinya, hal-hal yang bikin kita menunda untuk melakukan sesuatu, atau akhirnya malah ga ngelakuin sama sekali. I realised that I'm afraid and insecure, to discover the unkown side of myself.
Aku yakin aku bukan satu-satunya orang di dunia ini yang sering bohongin diri sendiri that I'm not good enough. If you're reading this and you feel the same, don't worry, you are not alone :) The challenge now would actually be, how can we overcome this self-sabotage behaviour?
Berhubung aku termasuk orang yang suka ber-positive-thinking, biasanya temen-temenku sering curhat buat berbagi motivasi. Tapi ternyata beda halnya kalau aku yang lagi ada dalam situasi tersebut. Rasanya aku jadi sangat subjektif untuk permasalahanku sendiri, dan sulit untuk memotivasi diriku.
Jika ada orang yang kita percaya buat jadi motivator diri kita kalau lagi ngerasa down, that's handy. Apalagi kalau orang tersebut memang praktisi yang memiliki keahlian khusus di bidang tersebut. Salah satu terapi yang pernah saya coba sendiri adalah Neuro-Lingustic Programming. Beruntungnya, selain praktisi kesehatan, suami saya juga praktisi terapi yang umumnya disebut NLP ini.
Unfortunately, we can't always rely on someone else to always motivate us, to always make us feel good. And when that time come of this person can't make us feel good again, we ended up blaming other person for our own unhappiness and issue.
Therefore, we're the only person that we can rely upon.
Ya, aku tau bahwa hal tersebut ga gampang. Tapi bukan berarti ga mungkin. The only tip that I can share is to actually figure out who we are, and what do we actually want to do in our life. And when I say our life, I really meant OUR life. Not the life your parents want you to have, nor your neighbours, and not even your boyfriend/husband.
Aku percaya bahwa setiap orang ditakdirkan dengan tugas dan unique role-nya masing-masing. Our task is to actually figure out what is our role (to ourselves, to another, and to the world), and to fulfil it.
The easiest thing to figure that out, is to make mistakes.
Karena itu, setiap kali aku kembali menulis dan kemudian merasa bahwa tulisanku tadi kurang bagus, now I would tap my back. I would celebrate that I made a mistake! Because every little mistake - or failure - will eventually lead us to our goal.
So I dedicate this blog to my own learning, to explore all the possibility of what I could become.
Wishing everyone a day full of love and happiness!
Love,
Zia
PS: Don't want to miss my next post? Sign up here :)
PPS: Read my previous blog post here.